Written by sariwati
Menjadi seorang penyembah (worshipper) adalah rencana Allah bagi kita yang dipanggil untuk masuk ke dalam kumpulanNya. Allah senang mendengar pujian dari kita. Karena itulah mengapa Ia memilih satu bangsa yang dikhususkan oleh Dia untuk menjadi milikNya sendiri, adalah supaya Ia bisa memperoleh apa yang Ia inginkan, yaitu mendapatkan pujian dan penyembahan yang tulus, yang keluar dari hati.
Pelayanan saya tepat setelah mengalami kelahiran baru adalah menjadi seorang Worship Leader. Satu jabatan yang cukup keren dan menyenangkan, bukan ? Saya mengatakan begitu karena banyak yang berpikir begitu. Dan memang posisi ini bukan satu posisi main-main. Kita akan dituntut banyak hal, dimulai dari kemampuan menyanyi, pengenalan akan lagu-lagu, juga kehidupan kita sehari-hari harus benar-benar menjadi saksi.
Saya teringat pada masa-masa jauh sebelum saya menerima Tuhan Yesus secara pribadi, dan saat ini saya dapat melihat bahwa memang Tuhan mempunyai planning untuk saya pribadi yang luar biasa. Dia seakan-akan memang sudah merencanakan untuk membuat saya menjadi seorang WL di masa mendatang. Saya ingat betul bagaimana saya selalu menjadi anggota Paduan Suara (Choir), di mana choir yang saya ikuti ini bukan choir sembarangan, karena choir ini dibentuk untuk mengikuti festival demi festival. Untuk itu maka kami melakukan latihan-latihan yang serius, terutama dalam pembentukan vocal setiap anggotanya. Dua sampai tiga kali seminggu kami akan melakukan latihan vocal dan latihan pernapasan dengan teknik yang benar. Trainer kami adalah seorang trainer yang keras dan sangat disiplin. Kami tidak boleh makan dan minum sembarangan, banyak minum air putih, supaya suara kami jernih. Pengucapan yang jelas dan benar, suara yang bulat dan pengendalian suara yang tepat – lembut dan kerasnya- tidak boleh teriak tapi harus dengan power, dan banyak teknik lain yang saya pelajari di sana.
Hasilnya….saya memang sudah dilatih untuk menjadi seorang penyanyi yang baik. Saya baru merasakan hasilnya adalah ketika saya harus memimpin menyanyi, saya sangat merasakan manfaat dari hasil latihan bertahun-tahun itu. Menyanyi bukan lagi barang baru buat saya. Saya mampu menyanyi dengan sangat baik. Tapi, apakah itu artinya saya adalah seorang penyembah ? Belum. Hmmm…ternyata menyanyi dan menyembah adalah dua hal yang berbeda.
Ketika kita menyanyi, itu baru sebagian dari diri kita yang melakukannya. Tetapi untuk menyembah, maka diperlukan seluruh tubuh jiwa roh kita untuk melakukannya.
Penyembahan akan sangat berhubungan dengan hati kita.”Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” (Hosea 6 : 6)
Penyembahan bukan sekedar mengeluarkan suara dan bukan sekedar menyanyi. Oke, kalau begitu…bagaimana cara menyembah ? Mungkin itu yang akan muncul di pikiran kita sekarang.
Setiap manusia direncanakan Tuhan untuk menyenangkan dan menyembah Dia pada akhirnya. Dan memang sesungguhnya Dia sedang membentuk satu “…bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.” (I Petrus 2 : 9). Itu kerinduan Allah. Tapi masalahnya, siapa yang bisa menjadi anggota dari bangsa yang terpilih ini ?
Siapa saja, yang mau meresponi panggilan Allah untuk keluar dari gelap menuju terang, mereka dapat memiliki keanggotaan dalam rencana Allah ini. Panggilan ini diberikan kepada semua manusia di seluruh dunia ini, tapi masalahnya, keanggotaan hanya berlaku untuk mereka yang mau meresponinya. Kenyataannya memang tidak semua manusia, ketika ditawarkan hal ini, mau segera menjawabnya. Ada yang segera bilang Tidak, ada yang segera bilang Ya, tapi banyak juga yang ragu-ragu dan mau pikir-pikir dulu atau lihat-lihat dulu. Tapi syarat yang sudah ditentukan tidak akan pernah berubah. Hanya mereka yang mau keluar dari hidupnya yang lama dan meninggalkannya kemudian masuk kepada kehidupan yang baru, itulah mereka yang dapat menjadi anggota bangsa pilihan Tuhan ini.
Yang saya alami ketika saya menjawab panggilan Allah ini adalah terjadinya satu ‘Turning Point’ atau ‘Titik Balik’ yang benar-benar mengubahkan kehidupan saya. Anda yang pernah mengalaminya pasti setuju dengan statement saya. Ya, saya benar-benar mengalami satu perubahan yang begitu rupa dalam berbagai aspek hidup saya. Bahkan dalam menyanyi. Kalau dulunya saya melakukannya hanya karena saya hobi menyanyi, maka sekarang ada sesuatu yang berbeda yang terjadi dalam hidup saya. Lawatan Allah mengubahkan segalanya. Ada satu perubahan yang sangat cepat terjadi begitu saja. Bukan evolusi yang terjadi, tetapi revolusi.
Menyembah dapat kita lakukan tanpa menyanyi sekalipun. Hati yang menyembah adalah hati yang mengekspresikan pujian dan pengagungan dengan ucapan syukur kepada Tuhan yang muncul dengan kerelaan dan ketulusan dari dalam hati kita karena kita mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Dan penyembahan semacam ini hanya bisa muncul adalah ketika kita mengalami titik balik tadi. Hanya dengan pengenalan akan Allah, baru dapat kita miliki hati yang menyembah. Dan nantinya, pujian dan penyembahan ini dapat diwujudkan dalam bentuk mazmur dan pujian. Hal inilah yang membawa kita akhirnya kepada satu kebaktian pujian dan penyembahan yang sebenarnya.
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4 : 23)
Sekali lagi saya mau tekankan, bahwa ketika kita menyanyi belum tentu kita sedang melakukan penyembahan. Karena banyak dari kita menyanyi lebih karena merasa harus, dan kadang kita tidak mengerti apa yang kita nyanyikan. Karena itu sangat disarankan pada para WL untuk memilih lagu-lagu yang familiar atau akrab di telinga jemaatnya, jangan terlalu banyak yang memakai bahasa asing, dan jangan pula terlalu banyak lagu baru. Memang lagu baru perlu diperkenalkan, tapi jangan secara keseluruhan memakai lagu baru. Gunakan lagu-lagu yang akrab di telinga, karena sebenarnya semua lagu-lagu ini kita pakai, gunanya adalah supaya bisa membantu setiap orang untuk melagukan penyembahannya. Jadikan setiap lagu-lagu ini menjadi doa dan pujian yang dinyanyikan oleh setiap orang dengan pengertian yang mendalam, sehingga nilai dari setiap lagu itu bisa dibawa ke hadapan Allah menjadi satu persembahan yang harum.
Coba perhatikan Yohanes 4: 23 tadi. Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang benar. Seperti apa kriterianya ? Penyembah-penyembah yang benar itu adalah mereka yang akan menyembah dalam roh dan kebenaran. Roh disini dituliskan dalam huruf kecil. Artinya, yang dimaksud adalah roh kita, bukan Roh Kudus. Yang Allah maksudkan adalah, kalau kita mau disebut atau dikategorikan ke dalam ‘Penyembah Benar’, maka kita harus bisa menyembah Dia sampai kepada roh kita. Karena itulah, sejak awal penulisan ini saya sampaikan betapa pentingnya ‘Turning Point’ tadi.
Hanya melalui kelahiran baru saja, maka ‘roh’ kita bisa hidup. Ya, ketika mengalami kelahiran baru, bukan tubuh jasmani kita yang diperbaharui, tapi roh kita yang dilahirkan dan hidup. Dan satu hal yang harus selalu mengikutinya adalah, bahwa kelahiran baru ini hanya bisa dilakukan di dalam Yesus Kristus. Yesus itulah kebenaran. Tanpa mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat kita, maka tidak akan pernah ada kelahiran baru itu. Itulah sebabnya dituliskan bahwa Dia menghendaki penyembah di dalam roh dan kebenaran, karena dua hal ini akan sangat saling berkaitan. Yang satu tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Roh kita tidak akan pernah bisa dilahirkan tanpa bersatu dengan Roh Kebenaran, yaitu Tuhan Yesus sendiri.
Jadi, penyembah-penyembah seperti apa yang Tuhan cari ? Penyembah-penyembah benar. Penyembah-penyembah yang sudah masuk ke dalam hitunganNya, yaitu mereka yang dipanggil untuk keluar dari gelap kepada TerangNya yang ajaib. Mereka yang mau meresponi panggilanNya ini, sesuai dengan rencanaNya. Mereka yang sudah mengalami kelahiran baru di dalam roh dan Roh Kudus. Mereka inilah yang bisa menjadi penyembah-penyembah benar. Karena dari dalam hati mereka inilah akan memancar aliran-aliran air yang hidup. Tanpa melihat kondisi apapun yang terjadi dalam hidup mereka, hati mereka akan selalu dipenuhi dengan sukacita, dan dari hatinya itu akan selalu ada pujian, ucapan syukur dan penyembahan yang terdalam.
‘Turning Point’ itu sangat penting. Itulah waktu dimana Allah menjamah dan melawat kita, dan kita meresponi panggilanNya. Dia menjamah anda saat ini, Dia menepuk bahu anda dan mengatakan bahwa anda terpilih saat ini. Responi panggilanNya. Ayo, serahkan hidup anda, akui segala kelemahan dan dosa-dosa kita, terima dan akui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, undang Dia ke dalam hati kita, dan nikmati hidup yang penuh dengan sukacita surgawi. Jadilah Penyembah-Penyembah yang benar, yang menyembah dalam roh dan kebenaran. God Bless you.
By: Pdp. Sariwati Goenawan (Satellite Pastor IFGF GISI CIbabat)- ( Rotihidup.com)
1 komentar:
TRIMAKASIH GOD BLES U
Posting Komentar