Rabu, 18 November 2009

RAHASIA UNTUK MENDAPATKAN SEBUAH PEKERJAAN

Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Hari-hari ini ada begitu banyak orang yang baru saja merayakan kelulusan mereka sebagai seorang sarjana. Begitu lulus sidang, itu berarti mereka sudah memasuki satu phase yang baru dalam hidupnya sebagai seseorang yang dianggap kebanyakan orang sebagai manusia yang benar-benar dewasa. Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang memang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama oleh mereka sendiri yang mengalaminya, karena sekarang artinya mereka sedikit bebas dari tekanan untuk belajar sebagai kewajiban mereka sebagai pelajar dan mahasiswa. Dan sebagai orang tua, itu berarti akhir dari suatu perjalanan panjang untuk membiayai sekolah yang dimulai dari anak-anak itu masuk TK sampai akhirnya mereka lulus kuliah.

Tapi sadar atau tidak sadar, lulus kuliah itu juga berarti memasuki satu gelombang baru yang namanya gelombang pencari kerja, yang notabene sekarang ini merupakan gelombang yang sangat besar bagai tsunami di negara tercinta ini, yang satu waktu bisa memporak porandakan negeri kita karena saking besarnya gelombang itu, sementara ketersediaan lowongan untuk menampung mereka semua itu sangatlah kecil dan tidak sebanding dengan permintaan yang ada itu. Nah, jadi bagaimana sekarang?

Bersyukur bagi mereka yang memang bahkan sebelum lulus saja, sudah ada yang menawari mereka satu posisi di sebuah perusahaan, atau lebih enak lagi jika orang tua mereka memang seorang pengusaha yang tentu saja dengan mudah akan menempatkan anaknya bekerja di perusahaan mereka. Tapi bagaimana dengan mereka yang berlatar belakang dari keluarga biasa dan benar-benar mengharapkan satu kesempatan saja agar bisa bekerja? Tentu hal ini tidak mudah didapatkan di tengah-tengah persaingan yang makin menghebat, dan makin parah akhir-akhir ini.

Dulu, ketika zaman saya masih muda, bisa jadi menjadi seorang sarjana S1 itu sangat membanggakan karena pada masa itu masih tidak sebanyak sekarang universitas dan perguruan tinggi yang meluluskan sarjana. Sehingga ketika saya melamar pekerjaan, gelar S1 itu cukup bergengsi dan dengan lebih mudah mendapatkan pekerjaan itu. Tapi sekarang? Rasanya hampir setiap keluarga memiliki anak yang lulusan S1 sehingga makin populer dan tidak asing lagi gelar itu sehingga perusahaanpun mulai meningkatkan standar kebutuhannya dengan meminta harus S2 atau bahkan S3 untuk beberapa perusahaan tertentu. Hmmm...semakin tinggi kebutuhan pendidikan zaman ini, bagaimana nanti dengan zaman anak-anak kita yang sekarang masih duduk di bangku SD ya? Apalagi biaya makin mahal, kebutuhan makin banyak, sekolah makin mahal, sementara penghasilan kita tidak meningkat dengan signifikan juga. Jadi, bagaimana kita harus menyikapi semua ini ?

Berita-berita di koran pun tidak semakin baik dari hari ke hari, malah kadang sepertinya membuat semangat kita menurun dan menakutkan karena banyaknya kejahatan yang terjadi dan tingkat kriminal makin bervariasi dan meningkat dengan tajam, menghasilkan kegelisahan yang makin terlihat di tengah masyarakat kita. Bahkan bukan saja di negeri yang masih terhitung berkembang, tapi bahkan mulai merambah ke negara-negara yang sudah terhitung mapan. Hanya ada perbedaan yang jelas di antara keduanya yaitu sikap penduduknya yang tidak terlalu bergejolak dan masih bisa diajak duduk tenang untuk berpikir dengan kepala dingin.

Namun di tengah-tengah semuanya ini, di manakah posisi kita? Apakah kita juga akan terbawa arus yang demikian kencang dan ikut tersapu ombak, sehingga dengan mudah kita juga akan berpindah dari satu aliran ke aliran yang lain? Atau justru kitalah yang akan menjadi ujung ombak itu yang akan ikut menyapu kemana-mana dan melemahkan banyak orang dengan keyakinan kita yang mudah goyah? Atau akan dengan mudah runtuh di manapun ombak itu berhenti, dan kita tertinggal kepayahan karena tidak punya daya untuk kembali ke lautan itu? Coba kita renungkan hari ini, di manakah posisi kita?

Pagi ini, ketika saya merenungkan firman Tuhan, saya berhenti cukup lama di perikop tentang bagaimana Tuhan merindukan suatu umat yang isinya adalah orang-orang yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan. Tapi ketika Ia tidak menemukannya, Ia katakan bahkan dengan tanganNya sendiri Ia mengirik umatNya itu seperti memeras anggur dan darah mereka menyembur membasahi bajuNya dan membuat baju itu menjadi merah, seperti baju pemerah anggur. (Yesaya 63:2). Suatu peristiwa yang mengerikan dalam pandangan saya.

1 Petrus 3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat." Ayat ini jelas mengatakan bahwa mata Tuhan tertuju kepada ‘orang-orang benar’. Jadi, kalau kita merupakan kelompok orang-orang benar, maka rasanya kita tidak perlu merasa takut dan khawatir akan semua gelombang yang sedang terjadi sekarang ini.

Tapi yang menjadi masalah, bagaimana kita tahu kalau kita ini termasuk ke dalam golongan orang-orang benar atau tidak ? Jawabannya mudah saja...apakah anda sudah lahir baru ? Karena hanya ketika anda sudah lahir baru, maka pada saat itu artinya anda sudah mengundang Yesus masuk ke dalam hati anda, maka pada saat itulah anda sudah dilahirkan baru menjadi orang-orang yang dibenarkan di dalam Yesus Tuhan. Itu sajakah? Semudah itu? Yap...semudah itu.

Apa benar, kalau anak-anak Tuhan itu tidak akan mengalami masalah? Ya, Tuhan memang tidak bilang kalau hari itu akan terus hujan atau akan terus panas. Jadi artinya kita bisa saja menghadapai masalah, tapi tentu saja semua itu tidak akan membuat kita tergeletak kalau kita percaya pada setiap janji firman Tuhan yang diperuntukkan bagi kita. Nah, di situlah letak hebatnya kebaikan Tuhan itu. Ia juga janjikan akan memberi kekuatan bagai burung rajawali kepada mereka yang terus berharap kepadaNya. So...apa yang perlu kita takutkan?

Mungkin saja saat ini anda sedang dalam gelombang yang besar tadi, yang sedang mencari-cari pekerjaan dan belum menemukan tempat anda berlabuh. Tapi mari saya sampaikan sesuatu buat anda. Anda tahu sebuah rahasia besar, yang ketika saya tuliskan nanti, anda akan mengangguk dan mungkin mengatakan bahwa oooo...itu aku sudah tahu. Rahasia ini adalah : TUHAN adalah OWNER atau PEMILIK dari semua perusahaan yang ada di dunia ini. Apakah anda mengerti kalimat tersebut? Ya...TUHAN adalah PEMILIKnya....dan jika anda katakan bahwa anda adalah anak TUHAN, maka itu artinya anda adalah keturunan atau bahkan pewaris dari semua perusahaan itu. Amin ???? Nah, kalau demikian kenyataannya, apakah menurut anda posisi anda sekarang sudah betul dengan berada di dalam gelombang yang besar tadi ?

Jika anda tahu kebenaran rahasia ini, maka anda dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa anda tidak perlu ada dalam gelombang besar tadi, karena anda tahu ke mana anda harus mengalir sekarang. Mengalirlah ke sungainya Allah. Di sana selalu tersedia rumput yang hijau dan sungai yang tenang, dan akan memuaskan dahaga kita semua, dan memenuhi kebutuhan kita dalam hal apa saja, termasuk jika anda membutuhkan pekerjaan.

Ketika saya mengerti rahasia besar tadi, maka saya mulai mengubah pola pikir saya. Yang saya lakukan adalah memintanya kepada Bapa saya di sorga. Dan yang saya lakukan juga adalah mencoba memenuhi standar Allah dalam hal ini. Apa kriteria yang Ia minta supaya saya bisa ditempatkan di salah satu perusahaan milikNya itu? Tentu sebuah kriteria yang berbeda dengan dunia ini adalah hak keanggotaan tersebut. LAHIR BARU adalah satu syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Siapapun harus memenuhinya untuk menjadi member.

Kriteria yang kedua tentulah harus mempunyai komunikasi yang baik dengan Bapa supaya kita bisa menangkap isi hatiNya. Nanti Dia akan utarakan kepada anda apa yang Dia harapkan dari anda, dan Dia sendiri yang akan menentukan anda layak untuk diposisikan di mana. Karena hanya Dia yang tahu posisi apa yang pas untuk anda dan saya, dan perusahaan milikNya mana yang sedang membutuhkan posisi itu. Hebat bukan? Jadi tanpa komunikasi dua arah, tak mungkin bisa terjadi pertemuan dua kutub itu.

Kriteria ke tiga tentu saja adalah memenuhi keinginan Bapa untuk hidup kita sehingga apapun yang Bapa putuskan untuk hidup kita, percayalah bahwa itu adalah yang terbaik bagi kita sendiri. Jangan pernah meragukan kasih Bapa buat kita.

Pengakuan kita akan keAllahan dari Tuhan kita itu sangatlah penting. Karena sebagai Empunya dari semua yang Dia ciptakan ini, tentu Dia berharap setiap kita akan menghormati dan menghargai keberadaanNya sebagai Si Empunya itu. Ia tidak pernah berharap agar kita sekedar membalas kasihNya itu dengan sebuah persembahan materi, tapi yang Ia minta dari kita itu adalah masalah hati. Ia meminta kita untuk bisa menyerahkan hati kita kepadaNya dengan utuh, itulah yang sangat Dia hargai.

Tentu saja ketika akhirnya kita mendapatkan kesempatan itu, jangan sia-siakan kasih setia Tuhan itu. Lakukanlah dengan penuh integritas. Jangan kecewakan dan permalukan Tuhan untuk hal ini, karena Ia sudah begitu baik kepada kita semua. Sayangnya, banyak sekali dari mereka yang mengaku anak Tuhan, ketika mendapatkan kesempatan itu justru membuangnya dengan melakukan hal-hal yang diluar standarnya Allah. Menyedihkan sekali. Saya menemukan banyak yang seperti ini, dan bahkan beberapa diantaranya adalah orang-orang yang saya bantu untuk mendapatkan pekerjaan, tapi akhirnya malah mempermalukan kita semua dengan kelakuannya yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan. Jadi, jagalah kelakuan dan karakter kita juga sedemikian supaya sesuai dengan standarnya Allah.

Atau banyak juga yang akhirnya ketika sudah diberkati, mereka lupa dari mana semua berkat itu berasal, sehingga meninggalkan pelayanan dengan alasan kesibukan, dan banyak yang tenggelam dalam kolam depresi karena tekanan yang mereka rasakan. Jangan lupakan kebaikan Tuhan, tetaplah berada di alirannya Tuhan, jangan beralih ke aliran yang lain. Kalau anda sedang ada dalam masalah seperti ini, anggaplah ini sebagai sebuah WARNING untuk anda segera putar kemudi dan kembali.

Kembali ke masalah kita hari ini, imanilah bahwa pertolongan Tuhan itu selalu ada untuk kita yang percaya kepadaNya. Bahkan untuk sebuah pekerjaan yang kita rindukan, Ia sudah mempersiapkan yang terbaik untuk anda dan saya. Kasih Tuhan tak bertepi...kita bisa melihat awalnya, tapi takkan pernah bisa melihat akhirnya...karena kasihNya itu begitu ........panjaaaaang. Percaya akan hal itu membuat kita tidak kawatir akan hal apapun juga. Amin.



By : Ps. Sariwati Goenawan – IFGF GISI Bandung ( Rotihidup.com)

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive