Senin, 23 November 2009

Mencari Jati Diri

1 Petrus 18 -19: kejadian 1 : 26

Dari zaman ke zaman beberapa hal yang tidak berubah, salah satunya adalah upaya mencari jati diri. Hampir semua orang oernah bertanya, “ siapakah aku?” kalau diperhatikan dengan seksama, upaya untuk menemukan jati diri ini dialami semua orang.
Upaya sebagian besar orang, upaya pencarian jati diri ini dilakukan dengan cara salah. Mereka bukannya mencari tujuan penciptaan yang akan dijadikan dasar kehidupan, tetapi mencari satu identitras yang dipengaruhi oleh ambisi untuk dihargai. Di dunia yang penuh persaingan perdagangan dan media, isu”jati diri” selalu diangkat untuk mempromosikan sebuah produk yang mampu memberi rasa berharga bagi si pemakai menurut sebuah sumber, di internet setidaknya ada sekitar 153.000 website menjual produk yang menjanjikan harga diri yang dicari orang banyak, khususnya kaum muda. Di website-website itu ada yang menjual pakaian dari model klasik sampai yang termodern, berbagai model rambut, beragam jenis musik, program diet, program mencari uang dengan cepat, mobil terkini, ada yang menawarkan tatto dan tindik di bagian anggota tubuh diinginkan. Di iklan itu tersirat pesan bahwa dengan kulit yang lebih putih, kita akan lebih berharga.
Mari berhenti sejenak dan mulai merenungkan pertanyaan ini, “ Apakah yang tampak dari luar memang mencerminkan jati diri kita sebenarnya? Atau yang ada di dalam, berupa prinsip hidup yang benar, yang menunjukan siapa diri kita sebenarnya? Gambaran apakah yang sebenarnya kita ingin untuk di ingat orang lain saat mengenang kita? Tampilan lahiriah atau pengaruh positif yang kita tebarkan pada orang lain?”. Semakin banyak pengaruh dunia yang kita terima dan yakini, semakin jauh dari prinsip-prinsip yang diajarkan firman Tuhan. Ini tentu akan membuat kita semakin jauh dari tujuan penciptaan kita. Ketika kita tampil beda secara lahiriah, jati diri kita tidak otomatis menjadi berharga di mata orang lain. Jati diri yang berkualitas justru nyata saat kita bisa menginspirasi, memotivasi, dan mendorong orang lain untuk menjadi lebih baik.
Tolak pikiran yang mengatakan bahwa kita berharga karena kita cantik, Putih, Modis. Mengikuti teren , tahu tegnologi canggih, berstatus sosial tinggi, atau memiliki barang-barang bermerek. Tuhan yesus tidak Mati supaya kita hidup dengan cara demikian. Dia mati karena kita memang berharga, apa pun status sosial dan kondisi tubuh Kita. “ Akan Tetapi Allah menunjukan kasihNYA kepada Kita, Oleh karena Yesus Kristus telah Mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. ( RM 5:8). Kasih Tuhan Sangat Luar biasa, Dia Mengasihi kita karena kita sungguh berharga di mataNYA. Dia Rela datang sebagai hamba kedunia ini dan mati untuk kita. PerbuatanNYA inilah yang menggangkat nilai dan harga diri kita.

Harga Diri kita tidak di tentukan oleh jabatan dan kekayaan, tetapi oleh karya penebusan Kristus ( Manna Sorgawi)

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive