2 Korintus 5:17
Saya lahir dan besar di keluarga kristen. Tetapi, aku tidak mengikuti teladan orang tuaku. Hidupku sama sekali tidak menunjukan bahwa Saya orang kristen. Bahkan sikap hidupku yang buruk itu terbawa sampai beberapa tahun setelah aku memutuskan untuk menikah. Saat berkeluarga istri saya yang selalu menjadi sasaran dari perkataan kotor dan kasarku. Seringkali kalau perkataan kotor dan kasarku tidak puas tanganku melayang ke muka istriku atau bagian tubuh yang lainnya. Istri saya sangat takut tetapi apa boleh buat dia tidak bisa berbuat apa-apa., bahkan anaku juga menjadi sasaranlu. Dan juga saya suka mabuk-mabukan dan minum obat terlarang, dan benar-benar kehidupanku kacau.
Saya sangat menikmati kehidupanku yang kacau itu, tidak ada pemikiran untuk bertobat sama sekali, karena dalam hal keuangan saya yang bisa dikatakan Berkat melimpah, disamping itu Saya juga udah menggalami ketergantungan dalam lingkungan yang tidak sehat ini dan obat-obatan terlarang saya sudah kecanduan. Tetapi sungguh dahsyat Tuhan Jesus kita, dia mengasihiku, Dia tidak membiarkan saya hidup didalam dosa. Dia menegur atau menghajarku mengenai sasaran, tetapi tidak membuatku mengalami kebinasaan. Selama ini saya bersandar dalam hal keuanganku sampai menikmati kehidupan didalam dosa, Tuhan benar-benar menghancur leburkan semuanya.
Tuhan mengizingkan saya di PHK dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Selama ini saya juga bersandar di Orang Tua saya, dan sadar bahwa sandaran saya tidak selamanya kokoh. Saya sadar salah melangkah, menyesal menyengsarakan istri dan anakku. Saya menangis dan merenungkan selama ini apa yang saya per buat ternyata tidak searah dengan jalan Tuhan, maka sayapun putuskan untuk bertoba dan benar-benar hidup bersandar kepad Batu Karang Yang Kokoh itu yaitu TUHAN JESUS. Dan setelah saya benar-benar saya mendapatkan pekerjaan yang baik walupun itu di luar kota. Saat istri saya mendengar bahwa saya bertobaat dia tidak percaya malah mengeluarkan kata-kata yang tidak saya harapka, istri saya mengatakan bahwa “ Aku tidak percaya, paling-paling besok ya kembali lagi”. Saya tidak menyimpan kata-kata kasar itu dalam hatiku, saya tahu itu semua hanya karena emosional dia akibat dari perbuatanku dulu.
Tuhan menguji kasihku kepada istri dan anakku, dengan mengizinkan untuk terpisah jau dari mereka. Saya mendapatkan pekerjaan diluar kota sangat jauh dari mereka. Tetapi walaupun jauh saya tetap ingat mereka, malah saya makin mencintai mereka bahkan pertumbuhan dalam rohani terus meningkat. Saat ada kesempataan pulang ke rumah untuk melihat istri dan anakku, saya menunjukan perubahan kepada mereka, mulutku ini dulunya keluar kata-kata yang kotor sekaring menjadi mulut untuk menghibur dan mendoakan istri dan anakku. Dan dulunya tangan saya dipakai untuk memukul mereka, sekarang saya juga memakai unutk menumpangkan tanggan ke istri dan anakku untuk memberkati mereka dan memohon berkat dari mereka. Istri saya hanya bisa berkata “ Sayang aku tidak percaya kamu telah Berubah, sambil meneteskan air matta”. Sekarang saya merasakan Damai Sejahtera dalam keluarga dan kasihku makin meluap-luap bagi istriku dan anakku, terlebih Kepada Tuhan Jesus, Saya sangat mengasihiNYA dari Hari ini, besok sampai selama-lamanya, Sampai Tuhan Jesus Datang ke dua kalinya di Dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar