Filipi 4 :19
Kakek saya adalah Tukang kayu. Suatu hari, ia membuat beberapa peti kayu untuk gerejanya. Peti – peti tersebut kemudian diisi pakaian yang dikumpulkan jemaat untuk di kirim ke panti asuhan di cina. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Kakek merogoh kantong baju untuk mengambil kacamatanya, namun kaca mata tersebut tidak ada. Kakek baru menyadari, kemungkinan kacamatanya jatuh kesalah satu peti ketika ia menutupi peti kayu tadi. Kakek saya sangat sedih dan, karena ia baru saja membeli kacamata tersebut dengan harga $20. Untuk membeli kacamata baru lagi, sangatlah tidak mungkin karena kakek memiliki 6 orang anak yang masih butuh biaya. Beberapa bulan kemudian, pimpinan panti asuhan yang juga adalah seorang misionaris, berlibur ke amerika. Ia bermaksut mengunjungi gereja-gereja yang sudah membantu panti asuhan dicina. Di suatu hari minggu, ia berbicara disebuah gereja di chicago, di mana kakaek saya bergereja. Misionaris itu berterima kasih atas bantuan yang sudah mereka terima” tetapi yang paling penting, saya harus mengucapkan berterima kasih yang kalian kirimkan. Kalian Tahu, komunis menggeledah panti asuhan kami dan menghancurkan barang-barang yang mereka Temukan, termaksut kacamata saya. Setiap hari kepala saya pusing dan tidak bisa melihat dengan jelas tanpa kcamata. Bersama rakan-rekan sepelayanan, kami membawa itu kedalam doa, kemudian peti-peti kalian tiba. Ketika dibongkar, kami menemukan sebuah kacamata dibalik selimut. Lama misionaris itu berhenti dan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Setelah mencoba, ternyata kacamata tersebut cocok dengan mata saya, terima kasih untuk hal itu, Sambungnya lagi.
Jemaat yang mendengar bersukacita atas keajaiban tersebut, tetapi sang misionaris masih menyimpan pertanyaannya dalam hati. Karena dalam daftar barang tidak tercamtum kacamata. Sementara itu kakek saya duduk dibangku belakang dengan air mata yang mengalir. Kakek baru menyadari bahwa Tukang kayu yang ajaib telah memakai hidupnya dengan cara menakjubkan.
Ada saat-saat dimana kita lebih gampang protes dan menyalahkan Tuhan, dari pada bersyukur untuk kejadian yang tidak kita inginkan. Terkadang kita tidak menyadari bahwa Tuhan sedang memakai hidup kita untuk memberkati orang lain, melalui cara yang tidak kita pahami. Disisi lain, cerita ini mengingatkan Kita akan kasih Tuhan yang sanggup memenuhi kebutuhan kita. Jika saat ini kita sedang bergumul dengan kebutuhan hidup, percayalah janji-janji Tuhan. Flp 4:19, Allahku akan memenuhi keperluanmu menurut kekayaan dan Kemuliaan-NYA.
Sumgber : ( Renungan Harian Manna Sorgawi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar