Senin, 30 November 2009

Tetaplah Berbuat Baik

Galatia 6:9, 2 Tesalonika 3:13

Penulis dan filsuft jihann Wolfgang Von Goethe berkata” Kebaikan merupakn rantai emas yang mengikat dan menyatukan satu sama lain”. Tetapi, dalam waktu yang cukup lama saya tidak lagi percaya pada ungkapan ini, hingga suatu hari sebuah mobil butut parkir di depan rumah saya.
Selama bertahun-tahun, kami tinggal di sebuah kota kecil, di seberang jalan dari gereja yang saya layani. Karena tempatnya strategis, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan membutuhkan pertolongan sering datang ke rumah kami. Sebenarnya saya sudah mulai bosan menolong orang-orang yang selalu datang menghampiri setiap hari. Saya seringkali di bangunkan dari tidur malam, hanya untuk menolong orang yang kebetulan lewat. Saya pernah menerobos badai salju unuk menolong dua orang , tetapi tidak jarang saya kecewa terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih atas pertolongan yang sudah mereka terima. Bahkan, ada yang protes dan tidak merasa puas dengan pertolongan saya. Saya bukan bagian dari”rantai Emas Kebaikan” yang di katakan Goethe itu. Namun demikian, saya memberikan pertolongan jika saya bisa, tapi jauh di dalam batin sering muncul keinginan agar orang-orang yang merepotkan itu pergi dari saya.
Tetapi hari ini, seorang pemuda dengan jenggot tak terawat keluar dari mobil bututnya. Ia tak punya uang dan juga makanan. Ia bertanya apakah ada yang bisa ia kerjakan agar saya bisa memberinya bensin dan makanan. Saya berkata” jika kamu ingin bekerja, kamu dapat memotong rumput, tetapi itupun tidak harus”. Meskipun lapar dan berkeringat, pemuda itu bekerja keras memotong rumput. Karena hari udah sore, saya menyuruhnya berhenti meskipun pekerjaannya belum selesai. Saya mengucapkan terima kasih dan memberinya uang sebagai upahnya. Setelah itu saya menambahkan lagi sedikit uang sebagai bonus, karena hasil kerjanya bagus, tetapi pemuda itu menolak, saya mendesak agar ia mau menerima bonus tersebut, tetapi ia berkata,” tidak tuan, saya ingin bekerja. Ambilah kembali uang bonus ini”. Saya coba membujuknya untuk ketiga kalinya, tetapi dia menggelengkan kepala lalu pergi. Sejak itu saya tidak pernah melihatnya lagi.
Pemuda itu mungkin berpikir bahwa saya telah menolongnya, tetapi bagi saya, justru sayalah yang ditolong olehnya. Ia telah menolong saya untuk percaya lagi kepada orang lain. Ia menolong saya untuk rela lagi melakukan sesuatu dan menolong mereka yang membutuhkannya. Karena pemuda tersebut, saya kembali merasa jadi bagian dari rantai emas kebaikan itu,. Saya memberi makan jasmaninya, tetapi ia memberi makan rohani saya.
Bagi anda yang sekarang ini yang enggan berbuat baik karena terlalu sering di kecewakan atau bahkan di tipu, mari kembali nyatakan kemurahan hati anda. Jangan biarkan pengalaman pahit menghambat anda untuk mengabaikan kasih Tuhan pada sesama.

Sumber : Renunggan Manna Sorgawi.

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive