Jumat, 23 September 2011

Jangan Jujur-jujur

Ada orang yang menganjurkan saya agar jangan jujur-jujur, terutama untuk masalah-masalah kecil dan tidak perlu, dalih mereka. Masalahnya sederhana saja, waktu itu anak saya masih balita dan sakit, dan saya ceritakan keadaannya waktu suami telephone. Rupanya karena kuatir dan tidak bisa konsentrasi, suami meninggalkan urusan kantor begitu saja. Dan itu terjadi beberapa kali.

Suami juga pernah bilang agar saya jangan terlalu jujur, dengan alasan di luar sana banyak orang yang jahat dan tidak tulus. Mungkin yang dia maksud jangan terlalu terbuka. Tapi kenyataan saya sering menemui orang-orang yang suka bergunjing dan mengejar jawaban sampai hal-hal terkecil. Dan ini membuat rasa tidak nyaman juga.

Dahulu juga ada teman kerja yang mempunyai komunikasi yang buruk dengan teman lain sekantor. Rupanya dia pernah melakukan suatu kesalahan, dan sayangnya dia malah berusaha menutupi kesalahan itu dengan berpesan agar mereka yang tahu tidak menceritakan kesalahannya itu pada orang lain bahkan keluarganya. Teman-teman dikantor memanggil dia dengan sebutan "Mr jangan bilang-bilang". Dan itu membuat teman saya semakin tertekan dan sering marah-marah sendiri yang membuat suasana kerja terganggu.

Menghadapi pertanyaan anak juga mempunyai tantangan tersendiri. Karena rasa ingin tahu mereka sangat besar tapi mereka belum bisa menerima jawaban yang sulit. Benar-benar menguras otak untuk menyediakan jawaban yang "jujur" tetapi tidak rumit.

Saya kira kita semua selalu dihadapkan pada situasi ini setiap hari. Baik dalam keluarga, sampai bertemu orang asing di jalanpun situasi ini bisa tiba-tiba muncul.

Dua hari lalu saya mengalaminya lagi. Ceritanya ibu mertua mogok pergi ke dokter dengan alasan obat masih banyak kenapa harus ke dokter lagi. Padahal ke dokter bukan karena minta obat, tetapi untuk memantau kesehatannya. Saya katakan kalau dokter yang ingin bertemu, bukan karena obat. Tapi beliau bersikeras tidak mau pergi dan menunggu obat habis dulu. Saya coba membujuknya dengan alasan bagaimana kalau dokternya tanya nanti. Ibu mertua menyuruh saya memberi alasan pada dokter kalau beliau tidak bisa datang karena lagi sakit habis terpeleset. (Memang dua-tiga minggu lalu beliau jatuh waktu di kamar mandi tetapi tidak serius) intinya saya harus tidak jujur saat bicara ke dokternya :)

Karena tidak berhasil dan kakak ipar yang mengurusi masalah dokter sudah menunggu, saya ceritakan keadaan ini kepadanya. Saya katakan ibu mertua tidak mau ke dokter karena obatnya belum habis. Hasilnya saya langsung disalahkan dan dikatakan "mbok jangan jujur-jujur... bilang aja obatnya habis!" Wah dalam sesaat ada dua tuntutan untuk tidak jujur...:D

Semoga kita kuat untuk setia dalam segala situasi, meskipun itu masalah yang kecil dan seperti tidak ada artinya.

Mzm. 31:24 (31-25)
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Sumber: Mail Sabda.

Sponsorship: Handicraft Bali

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive