Minggu, 07 November 2010

Menangani Kehilangan Dengan Benar

katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!".. Ayub 1:21.

Seseorang lelaki yang sudah lama menggangur sehingga mengalami masalah keuangan, sedang berusaha mencari pekerjaan. Di suatu jalan , kakinya terantuk sebuah koin kuno yang sudah penyok. Dia mengambil koin ini dan membawanya ke penjual barang antik, yang membeli koin tersebut seharga 30 dollar.

Dia sangat senang karena mendapatkan uang tersebut. Ketika melewati sebuah tokoh perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang obral. Dia berpikir bahwa kayu ini bisa digunakan untuk rak, sehingga dia membeli kayu itu dengan 30 dollar.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Melihat kayu dengan mutu bagus yang dibawahnya, pembuat mebel tersebut menawarkan untuk membeli kayu tersebut dengan harga 100 dollar. Ketika laki-laki ini ragu-ragu, pembuat membel menawarkan lemari sebagai ganti kayu tersebut. dia segera menyutujuinya dan meminjam gerobak untuk membawa lemari itu pulang.

Saat pulang, diperjalanan dia bertemu dengan seorang wanita yang sedang mendekorasi rumahnya, saat wanita ini melihat lemari itu, dia sangat tertarik dan menawarkan 250 dollar. Dan dia langsung menyetujuinya, kemudian ia mengembalikan gerobak tersebut dan pulang kerumahnya. Di dekat rumahnya saat dia berhenti dan menghitung uangnya tiba-tiba seorang perampok datang dan merampas uang itu, lalu melarikan diri.

mendengarkan teriakan suaminya, sang istri menghapiri dan bertanya" apa yang terjadi? apa yang diambil perampok tadi?" Lelaki ini mengangkat bahunya dan bekata" oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi".

Jawaban lelaki ini adalah kunci untuk kita bisa menerima kehilangan dengan baik. Dengan berpikir demikian, kita tidak akan terlalu sedih ketika kehilangan sesuatu. Namun, cara berpikir ini tidak bisa digunakan ketika kita sedang mengiventasikan uang kita karena kita akan dengan ceroboh menggunakan uang kita. jadi, cara berpikir ini hanya sesuai ketika kita sedang kehilangans esuatu.

kita harus belajar dari Ayub yang bisa berkata, " TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil". Ketika Tuhan mengijinkan sesuatu diambil dari hidup kita, Dia pasti akan memberikan sesuatu yang lebih bernilai dari sesuatu yang diambil dari hidup kita. Tanpa bisa menerima kehilangan dengan baik, kita tidak akan bisa berbuah lebat. Amin

Sumber : Renungan King's Word


Sponsor: Klik Sini

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive