Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. —2 Raja-raja 5:15
John adalah seorang yang rendah hati dan tidak berpendidikan. Akan tetapi, Allah memakainya untuk mengawali proses perdamaian di Mozambique. Namanya tidak tercantum dalam dokumen resmi apa pun; yang dilakukannya hanyalah mengatur pertemuan antara dua orang kenalannya— Duta Besar Kenya Bethuel Kiplagat dan seorang warga Mozambique. Namun, pertemuan awal ini menggerakkan peristiwa-peristiwa selanjutnya yang berujung pada suatu perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang saudara 10 tahun di antara mereka.
Melalui pengalaman itu, Duta Besar Kiplagat belajar tentang betapa pentingnya menghargai setiap orang. “Jangan pernah menolak orang karena mereka tidak berpendidikan, karena mereka berkulit putih, karena mereka berkulit hitam, karena mereka wanita, karena mereka tua ataupun muda. Setiap perjumpaan adalah sesuatu yang sakral dan kita perlu menghargainya,” kata Kiplagat. “Anda tak akan pernah tahu kata-kata apa yang menanti Anda.”
Alkitab juga menyatakan kebenaran akan hal ini. Naaman adalah tokoh terpandang di Siria, ketika dirinya terkena kusta. Seorang hamba perempuan yang ditangkap Naaman dari Israel mengatakan kepada istri Naaman bahwa Nabi Elisa dapat menyembuhkan Naaman. Karena Naaman bersedia mendengar saran dari hamba perempuannya ini, ia terbebas dari kusta yang mematikan dan mendapat kesempatan untuk mengenal satu-satunya Allah yang sejati (2 Raj. 5:15).
Allah sering berbicara melalui mereka yang sering dianggap tidak layak untuk didengarkan. Untuk mendengar Allah, pastikanlah diri Anda bersedia untuk mendengar orang-orang yang sederhana. —JAL
Allah sering memakai hal-hal yang sederhana
‘Tuk menggenapi tujuan-Nya,
Karena diperlukan kerendahan hati
‘Tuk melakukan kehendak-Nya. —D. De Haan
Sumber : Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar