Jika seorang menyucikan dirinya . . ., ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, . . . untuk setiap pekerjaan yang mulia. —2 Timotius 2:21
Setelah 4 tahun kuliah teologi di seminari, saya menjalani pelayanan pertama dengan banyak gagasan di benak saya. Sebagai pendeta baru, saya berpikir bahwa saya ada di tempat itu untuk melakukan perubahan. Namun sebaliknya, Allah menggunakan tempat itu untuk mengubah saya.
Para penatua gereja memang sangat mendukung, tetapi mereka terus-menerus meminta saya memusatkan perhatian pada masalah administrasi. Saya perlu belajar bagaimana bekerja dengan pemimpin awam, bertindak hati-hati di dalam pelayanan saya, dan membangun visi bersama orang lain.
Kita sering berpikir bahwa Allah telah mengutus kita untuk mengubah dunia di sekitar kita, tetapi kenyataannya Allah lebih tertarik untuk mengubah kita. Mengapa? Karena Dia ingin membuat kita menjadi suatu “perabot rumah untuk maksud yang mulia, dikuduskan dan layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (2 Tim. 2:21). Allah sering menggunakan orang yang tidak terduga di tempat yang tidak pernah kita bayangkan untuk mengajarkan kepada kita tentang pelajaran kehidupan yang paling sulit. Saat kita menganggap telah menguasai pelajaran itu, Allah memberi kita instruksi lebih lanjut.
Beberapa waktu yang lalu saya memasuki masa baru di pelayanan. Saya mungkin sudah “veteran” di dalam melayani, tetapi saya masih terus belajar, bertumbuh, dan terkagum ketika melihat bagaimana Allah terus membentuk perabot ini untuk tujuan mulia-Nya.
Jika Anda rindu menjadi agen pengubah, jangan menolak pembentukan dari Agen Pengubah yang sejati. Dia benar-benar berminat pada hati Anda! —JMS
Banyak perubahan yang ingin kita lakukan
Di dalam kehidupan orang lain, demi Yesus!
Namun, pertama-tama kita harus belajar di kaki Yesus
Hal-hal yang akan membuat kita sempurna. —Branon
Hanya ketika kita bersedia diubah, kita dapat menjadi agen pengubah.
Sumber: Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar