Amos 5:21-27
Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. —Amos 5:24
Bilangan 28–30 ■ Markus 8:22-38
Ketika saya masih remaja, saya bersama ayah, paman, dan sepupu saya pergi memancing ikan trout di daerah hulu sungai Sacramento di California. Sumber sungai ini adalah salju yang meleleh sehingga airnya mengalir deras, jernih, dingin, dan menyegarkan. Saya dan para sepupu saya tidak dapat menahan keinginan untuk melangkahkan kaki ke dalam arus sejuk sembari mengintai ikan trout pelangi.
Di dalam perjalanan pulang, kami berhenti untuk berendam di sebuah kolam yang sangat berbeda. Air kolam ini hangat dan sepertinya tidak mengalir atau stagnan. Ini sangat bertolak belakang apabila dibandingkan dengan sungai pertama yang airnya selalu mengalir dengan deras dan bergemuruh.
Nabi Amos menggunakan kiasan aliran sungai untuk menggambarkan tentang kuasa yang mengubahkan dari kebenaran. Karena merasa jijik terhadap ritual religius Israel yang tidak ada artinya dan penindasan yang mereka lakukan terhadap kaum lemah (Am. 2:6-8; 5:21-27), Amos berseru supaya keadilan dan kebenaran ditegakkan. Ia melihat umat Allah terjebak di dalam kolam ketidakadilan yang stagnan terhadap sesama, padahal mereka sebenarnya membutuhkan hidup yang ditandai oleh “kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.”
Demikian halnya, Allah menghendaki kita mengusahakan keadilan supaya “bergulung-gulung seperti air” dari kehidupan kita. Hal ini dapat diupayakan dengan bersikap adil dan memperhatikan orang yang miskin. Kiranya kita berusaha menjadi bagian dari sungai kebenaran Allah yang selalu mengalir sampai Kristus datang kembali. —HDF
Keadilan adalah panggilan jelas bagi orang Kristen
Kita tidak dapat menghindar dari apa yang dikatakan Allah;
Dia telah mengatakan bagaimana cara kita mengasihi sesama,
Dan kita harus mengikuti jalan sesuai tuntunan-Nya. —Hess
Keadilan akan terjadi ketika kita melakukan kebenaran.
Sumber: Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar