Jumat, 05 Maret 2010

Pujian Pengharapan


Nyamanlah Jiwaku
Filipi 4:4-7

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. —Filipi 4:7

Ketika paduan suara suatu sekolah menengah mempersiapkan diri untuk menyanyikan himne klasik It Is Well With My Soul (Nyamanlah Jiwaku) karya Horatio G. Spafford, seorang remaja maju ke depan untuk menceritakan sejarah terkenal dari kidung ini. Spafford menulisnya ketika ia sedang berlayar di dekat suatu tempat di lautan di mana keempat putrinya tenggelam.
Ketika mendengar pengantar dan syair lagu yang dinyanyikan para remaja itu, luapan emosi melanda saya. “Tempat di mana keempat putrinya tenggelam” adalah perkataan yang sulit dicerna ketika saya mendengarkan kembali syair-syair iman dari Spafford. Meskipun saya sendiri pernah kehilangan seorang putri saya secara tiba-tiba, saya berpendapat bahwa kehilangan empat anak sekaligus sungguhlah tidak terbayangkan.

Bagaimana mungkin peristiwa itu memberi Spafford rasa “nyaman” di dalam dukanya? Saya mendengar syairnya, “Bila damai mengiring jalan hidupku” dan ingat dimana sukacita dapat ditemukan. Paulus berkata di Filipi 4 bahwa sukacita dapat ditemukan saat kita menyatakan segala keinginan pada Allah dalam doa dan permohonan (ay.6). Melalui doa yang penuh keyakinan, kita menanggalkan beban hati, mengenyahkan kecemasan, dan melepaskan cengkeraman kita pada kedukaan. Kita dapat memperoleh “damai sejahtera Allah” (ay.7)—roh keteduhan ilahi yang tak terkatakan. Damai sejahtera ini melampaui segala akal untuk memahami segala situasi kita (ay.7) dan memelihara hati kita di dalam Yesus. Damai ini melingkupi kita sehingga memampukan kita untuk berkata, “Nyamanlah Jiwaku” bahkan saat duka melanda. —JDB

Bila damai mengiring jalan hidupku,

Rasa aman di hatiku,

Dan kesusahan menimpaku

T’lah Kau ajarku mengingat firman-Mu. —Spafford

(Puji-Pujian Kristen, No. 138)

Yesus tak pernah membuat satu kesalahan pun.

Sumber: Santapan Rohani

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive