Rabu, 03 Maret 2010

Kebebasan Berbahaya


Apa Yang Memberikan Kebahagiaan?
Pengkhotbah 2:1-11

Segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari. —Pengkhotbah 2:11




Setelah mempelajari dampak ledakan ekonomi di Jepang pasca Perang Dunia II, Richard Easterlin menyimpulkan bahwa pertumbuhan moneter tidaklah selalu memberikan banyak kepuasan. Baru-baru ini, ekonom Betsey Stevenson dan Justin Wolfers melakukan survei di lebih dari 100 negara dan menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan hidup lebih tinggi dijumpai di negara-negara kaya.
Jadi siapa yang benar? Mari bertanya kepada sang penulis kitab Pengkhotbah. Ia seharusnya tahu! Ia kaya raya (2:8). Ia mampu melakukan segala sesuatu di dunia ini—dan ia melakukannya! Ia menikmati segala kesenangan (ay.1-3), melakukan pekerjaanpekerjaan besar (ay.4-8), menghibur diri (ay.8), dan melakukan usaha dengan berjerih lelah (ay.10-11). Namun, ia menyimpulkan bahwa segala sesuatu adalah “kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari” (ay.11).
Kepuasan kekal bukanlah dengan memiliki barang-barang berwujud seperti tabungan dan benda materi. Banyak peristiwa akhir-akhir ini telah memperlihatkan bahwa barang-barang seperti itu tiba-tiba dapat kehilangan nilainya. Untuk memperoleh kebahagiaan yang sejati, kita harus mencarinya di dalam Seseorang yang tidak berasal dari “bawah matahari.” Dia adalah Juruselamat kita, Yesus.

Penulis himne, Floyd Hawkins, menuliskan: “Aku telah menemukan jalan kegembiraan. Aku telah menemukan jalan sukacita. Aku telah menemukan kelepasan dari kesedihan . . . Ketika aku menemukan Yesus Tuhanku.” Hanya Dia yang mampu memberikan sukacita yang penuh (Yoh. 15:11). —CPH

Ambil dunia, beriku Yesus,

Yang setia janji-Nya;

Dan kasih-Nya pun abadi,

Tak berubah selamanya. —Crosby

(Buku Lagu Perkantas, No. 191)

Untuk mengenal kebahagiaan, kenalilah Yesus.

Sumber : Santapan Rohani, Our Daily Bread

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive