Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. —Amsal 9:10
Yeremia 30—31, Filemon
Rasa takut mempunyai makna yang berbeda bagi setiap orang. Bagi pemain golf profesional, Padraig Harrington, rasa takut adalah motivator yang menolongnya untuk melakukan yang terbaik. Pada tahun 2008, saat memenangkan Kejuaraan Inggris Terbuka dan PGA, Harrington berkata, "Ya, rasa takut adalah bagian besar dalam kehidupan saya. Saya ingin mengatakan bahwa saya memiliki rasa percaya diri dan kesabaran, dan saya juga merasa santai. Ini bukan sekadar topeng. Rasa takut memacu saya untuk terus datang ke pusat kebugaran. Saya berusaha untuk mengendalikan dan memanfaatkan rasa takut sebaik-baiknya."
Mungkin Harrington memiliki rasa takut gagal, atau kehilangan popularitas, tetapi ia melihat rasa takut itu sebagai hal yang bermanfaat dalam kehidupan profesionalnya.
Pengikut Kristus dapat juga tertolong oleh rasa takut. Di Alkitab, kita diminta untuk belajar takut dengan penuh rasa hormat kepada Allah. Ini merupakan jenis terbaik dari segala rasa takut. Rasa takut menyebabkan kita menaruh perhatian ketika kita tidak menaati-Nya atau ketika hidup kita bertentangan dengan kehendak-Nya. Rasa takut ini menyatakan kekaguman kepada Allah kita yang Mahabesar, kesediaan untuk menaati kehendak-Nya yang sempurna, dan keinginan untuk mencari hikmat-Nya bagi hidup kita. Pada akhirnya, sang pemazmur menyatakan, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian" (Ams. 9:10).
Dengan memiliki rasa takut yang benar akan Allah, kita dapat hidup dengan penuh hikmat di dunia yang tidak menentu ini. —WEC
Tuhan berdiam di dalam terang dan kekudusan,
Di dalam kemegahan dan kemuliaan;
Dan rasa takut yang benar akan kekuatan-Nya yang besar
Dapat menolong kita 'tuk melakukan hal yang benar. —D. De Haan
Sumber : Santapan Rohani, Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar