Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. —Amsal 17:17
Daripada merisaukan teman-teman seperti apakah yang kita miliki, kita pun juga harus memikirkan teman seperti apakah diri kita. Pada hari-hari terakhir dari pelayanan Paulus, saat ia menjelang ajalnya, sejumlah orang yang telah melayani bersamanya berubah menjadi pelari dan meninggalkannya menghadapi pelaksanaan hukuman mati sendirian. Dalam surat terakhirnya, Paulus menyebutkan beberapa orang (seperti Demas) yang telah lari, lalu mengatakan, "Hanya Lukas yang tinggal dengan aku" (2 Tim. 4:11). Lukas adalah seorang pendamping. Ketika benar-benar dikecewakan oleh mereka yang telah meninggalkannya, Paulus tentunya sangat terhibur ketika mengetahui bahwa ia tidak sendirian.
Amsal mengatakan kepada kita bahwa "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu" (17:17). Selama masa-masa kesukaran, kita memerlukan teman-teman yang dapat kita andalkan. Ketika orang-orang yang kita kenal menghadapi kesulitan, kita akan menjadi teman seperti apa—seorang pelari atau seorang pendamping? —WEC
Tuhan, tolonglah kami menjadi teman yang tidak lari ketika
teman-teman kami membutuhkan. Berilah kami keberanian untuk
mendampingi mereka, hikmat untuk mengetahui apa yang diucapkan,
dan kemampuan untuk melayani mereka. Amin.
Sumber : Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar