Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah . . . memberitahukan perkataan kebenaran itu. —2 Timotius 2:15
Sungguh menyita waktu saya dan temanteman saya ketika kami mengamati suatu koleksi karya seni tentang anak yang hilang, yang pulang menemui bapanya yang pengampun (Luk. 15). Ketika kami tiba di meja informasi, kami melihat brosur, buku, dan penanda yang mengarahkan kami untuk menuju ke tempat karya seni tersebut.
Di atas meja informasi tersebut, juga ada sebuah piring dengan roti di atasnya, selembar serbet, dan sebuah gelas. Kami masing-masing merenungkan secara pribadi apa kepentingan dari piring tersebut. Kami berpikir bahwa piring ini melambangkan persekutuan kasih di antara anak yang hilang dengan bapanya setelah dia kembali ke rumah. Namun, semakin kami mencermatinya, akhirnya kami samasama mengambil kesimpulan bahwa seseorang telah meninggalkan piring kotor begitu saja di meja informasi. Dan ternyata bukan sisa roti yang ada di atas piring itu, tetapi sisa-sisa biskuit! Imajinasi-imajinasi kami telah menipu kami.
Kami pun tertawa terbahak. Namun, peristiwa ini membuat saya berpikir bahwa ketika kita sedang membaca Alkitab, betapa seringnya kita membayangkan sesuatu hal jauh melebihi dari keadaan yang sebenarnya. Namun, daripada beranggapan bahwa pemahaman kitalah yang benar, kita harus memastikan bahwa penafsiran kita sudah sesuai dengan keseluruhan Alkitab. Petrus berkata,"Nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri" (2 Ptr. 1:20). Ketika kita bersandar pada pimpinan Roh Kudus, penyelidikan yang teliti terhadap konteks ayat dan hikmat dari para pengajar Alkitab yang terpercaya, kita akan terhindar untuk melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada di dalam Alkitab. —AMC
Kita harus mendengarkan dengan benar firman Allah,
Atau kita akan terpedaya;
Kita harus memiliki pikiran yang jernih dan penuh doa
Untuk memahami apa yang dikatakan sang Penulisnya. —Hess
PENAYANGAN DAY OF DISCOVERY - JESUS: MAN MESSIAH or MORE (8 episode)
Yesus selalu menjadi kontroversi. Sejak Dia menyusuri pantai Galilea dan kota Yerusalem, pertanyaannya sama: Apakah Yesus hanyalah seorang manusia biasa, guru dan rabi? Mungkinkah Dia adalah Mesias bangsa Israel? Atau, yang paling kontroversial, apakah Dia adalah Sang Anak Allah?...
Sumber: Santapan Rohani, Our Daily Bread.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar