Rabu, 20 Januari 2010

Penyimpangan


1 Korintus 2

Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. —1 Korintus 2:5

Yesaya 17—19, Efesus 5:17-33

Para pembuat peta berurusan dengan masalah penyimpangan ketika mereka menggambarkan bentuk bumi yang bulat pada permukaan datar dari suatu peta. Karena tidak ada cara yang sempurna untuk melakukan hal ini, sejumlah peta dunia menggambarkan Greenland lebih besar daripada Australia.

Orang Kristen berurusan dengan masalah penyimpangan juga. Ketika kita mencoba untuk memahami dunia rohani dengan keterbatasan-keterbatasan dunia jasmani, kita dapat saja membesar-besarkan masalah-masalah sepele dan meremehkan masalahmasalah penting.

Perjanjian Baru sering membahas tentang penyimpangan yang terjadi, ketika pemikiran para guru yang terkenal pada zaman itu menjadi lebih penting daripada apa yang difirmankan Allah. Menurut rasul Paulus, tujuan Allah adalah "kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni, dan dari iman yang tulus ikhlas" (1 Tim. 1:5). Ajaran yang sehat tidak menyimpang dari firman Allah atau memecah belah gereja. Sebaliknya, ajaran ini mempersatukan orang-orang percaya dan membangun tubuh Kristus untuk saling memerhatikan dan mengerjakan karya Allah di dunia (1 Kor. 12:25).

Semua usaha manusia untuk menjelaskan tentang Allah itu tidaklah cukup, dan bahkan dapat menyimpangkan prioritas-prioritas kita, membingungkan pikiran kita, dan menumpulkan pengertian kita tentang kehidupan rohani. Untuk menjaga kita supaya tidak menyimpang dari kebenaran Allah, kita harus bersandar pada kuasa Allah dan bukan pada hikmat manusia (1 Kor. 2:5). —JAL

Hidup yang tidak kekal ini, terlalu singkat
Kekekalan terlalu luas
Jika mengikuti segala pikiran manusia yang menyesatkan
Pada akhirnya kita akan kehilangan jiwa. —Clayburn

Untuk mendeteksi kesalahan, arahkanlah ke cahaya kebenaran Allah.

Sumber : Santapan Rohani Our Daily Bread


Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive