Senin, 25 Januari 2010

Detail

Baca: Filemon 1:4-16

Mengucap syukurlah dalam segala hal. —1 Tesalonika 5:18


Memerhatikan detail akan memberikan pengaruh. Cobalah bertanya kepada seorang pria Jerman yang berencana mengunjungi tunangannya di hari Natal, bukannya tiba di kota Sydney yang cerah di Australia, tetapi ia justru terdampar di kota Sidney yang bersalju di Montana.

Pemakaian kata depan di dalam tata bahasa tampaknya bukan detail yang penting untuk diperhatikan, tetapi kata depan dapat menimbulkan perbedaan besar. Contohnya adalah kata depan "dalam" dan "untuk".

Rasul Paulus menulis, "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1 Tes. 5:18). Ini tidak berarti kita harus bersyukur untuk segala hal. Kita tidak perlu bersyukur untuk pilihan-pilihan buruk yang dibuat oleh seseorang, tetapi kita dapat bersyukur dalam segala keadaan karena Tuhan dapat memakai kesulitan-kesulitan yang timbul untuk kebaikan.

Surat kepada Filemon menjelaskan hal ini. Paulus dipenjara bersama dengan Onesimus, seorang budak pelarian. Ia tentu tidak harus mengucap syukur untuk situasinya yang buruk. Akan tetapi, suratnya penuh ucapan syukur karena Paulus mengetahui bahwa Allah memakai keadaannya untuk kebaikan. Onesimus lebih dari seorang budak, karena ia sekarang menjadi saudara kekasih di dalam Tuhan (ay.16).

Mengetahui bahwa Allah dapat memakai segala hal untuk kebaikan adalah alasan yang lebih dari cukup untuk bersyukur dalam segala hal. Mengucap syukur dalam keadaan-keadaan sulit adalah suatu detail kecil yang menimbulkan perbedaan besar. —JAL

Bapa, terima kasih bahwa dalam setiap pencobaan, tantangan,
dan kesulitan, Engkau ada dibalik semuanya 'tuk mendatangkan
kebaikan bagi kami. Tolong kami agar dapat melihat
campur tangan-Mu di dalam segala sesuatu. Amin.
Tuhan tidak berjanji membebaskan kita dari badai hidup, tetapi Dia akan menjaga kita untuk melaluinya.


Sumber. Santapan Rohani, Pur Daily Bread

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive