Sabtu, 05 Desember 2009

Sekadar Bertahan Hidup?

Baca: Kejadian 1:26-2:17

Ada sebagian orang kristiani yang ber­pen­dapat bahwa pekerjaan yang di­ja­­lani sehari-hari sekadar untuk ber­tah­an hi­dup—tanpa ada makna spiri­tu­al. Me­­reka berpikir bahwa Tuhan lebih pe­du­li ke­pa­da doa, nyanyian, saat teduh, dan se­mua ke­giat­an rohani. Bagi mereka, pe­ker­ja­­an yang paling menyenangkan Tuhan ada­lah men­jadi pendeta atau misionaris. Akibat­nya, me­reka mengerjakan peker­jaan se­hari-ha­ri mereka dengan setengah ha­ti dan bah­kan kerap dihinggapi rasa ber­sa­lah.

Pemahaman ini tidak sejalan dengan a­pa yang terdapat dalam firman Tuhan ha­ri ini. Dikisahkan bahwa setelah Adam di­cip­takan, Allah memberinya tugas. Tu­gas ini bukanlah untuk berdoa, membaca Alkitab, menyanyikan pujian, atau kegiat­an rohani yang lain. Tu­gasnya adalah untuk mengusahakan dan me­me­lihara taman Eden (Kejadian 2:15). Bahkan salah satu tujuan Adam diciptakan adalah untuk berkarya dan mengelola seluruh cip­ta­an (Kejadian 1:28).

Untuk menjelaskan konsep ini, Martin Luther, seorang tokoh reformasi gereja abad ke-16, pernah berkata, “Meskipun aku tahu bahwa besok dunia akan kiamat, aku akan tetap menanam pohon a­pelku.” Inti kalimat ini adalah bahwa pekerjaan sehari-hari kita (seperti bertani, berdagang, mengurus keluarga, belajar, dan seba­gai­nya) memiliki makna spiritual yang sama dalamnya dengan ke­gi­atan-kegiatan rohani kita (seperti berdoa, bersaat teduh, maupun ke­bak­tian). Bekerja merupakan salah satu hal penting yang Tuhan ingin kita lakukan dalam hidup ini. Karena itu, sudah sepantasnya ki­ta memperlakukan dan mengerjakan pekerjaan kita sama seriusnya de­ngan kegiatan rohani kita

PEKERJAAN KITA SAMA PENTING DAN BERHARGANYA DENGAN KEGIATAN ROHANI KITA

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive