Senin, 11 Juli 2011

Kesetiaan Allah

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat”
(2 Tesalonika 3:3).


Ketika seorang ayah menerima berita bahwa anaknya yang amat dicintainya meninggal dunia dalam kecelakaan, ia berpaling kepada pendetanya dan berkata sambil terisak, “Katakan Bapak Pendeta, di mana Allah pada saat kecelakaan itu?”

Beberapa saat terjadi keheningan. Kemudian pendeta itu berkata, “Sobat, katakan juga kepadaku di manakah Allah saat Anak-Nya meregang nyawa di kayu salib?”

Saudara, kadang dan sering kita tidak mengerti dengan segala kejadian yang ada di sekitar kita. Pertanyaan “mengapa” tidak pernah hilang dari pikiran kita. Semua jawaban tidak ada yang memuaskan. Tetapi sebenarnya jawaban itu dapat ditemukan melalui tergantungnya Anak Allah di kayu salib.

Tuhan itu setia! Cobalah kita renungankan kalimat ini lebih dalam lagi. Kalau Tuhan tidak setia, Ia sejak dahulu membuang kita dari hadirat-Nya. Coba hitung berapa kali kita “tersandung” dalam dosa dan kita hanya tertawa-tawa. Lalu kita menuntut Allah untuk berlaku setia, padahal kita sendiri tidak setia. Tentang kesetiaan Allah, Musa berkata seperti ini, “Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan” (Ul. 7:9).

Apa yang menyebabkan orang Kristen tidak setia kepada Allahnya? Beberapa faktor bisa menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah kebosanan. Saya melihat kecenderungan akhir-akhir ini orang Kristen mengalami apa yang disebut dengan kejenuhan rohani. Mereka kurang mempunyai daya tahan yang tinggi sebagai orang percaya. Mereka tidak bisa membagi waktu dengan bijak antara perkara-perkara rohani dan jasmani. Lagipula mereka puas dengan keadaan rohani mereka.

Tidak ada nyala api yang membara yang membakar hati mereka. Asal datang ke gereja, memberi persembahan, ya sudah. Tidak ada target rohani yang akan mereka capai. Akhirnya bisa ditebak, mereka mengalami kejenuhan rohani. Tidak lama setelah itu mereka mulai berubah tidak setia!


Sumber: Komunitas SABDA

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive