Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu. —Mazmur 63:2
Kejadian 1–3 * Matius 1
Sebuah hotel di Singapura memperkenalkan makan prasmanan ekspres—Anda dapat makan sepuasnya selama 30 menit dengan hanya membayar setengah harga! Setelah mencobanya, salah seorang pengunjung memberikan kesannya: “Sopan santunku hilang, aku menjejali mulutku dengan lebih banyak makanan. Kesopananku lenyap . . . dan aku kehilangan nafsu makan sepanjang hari, sakit sekali rasanya dadaku.”
Saya pikir, kadang-kadang dalam perenungan saat teduh, kita menyantap firman Tuhan seperti makan prasmanan ekspres. Kita merenungkannya secepat mungkin dan kemudian bertanya-tanya mengapa kita tidak banyak mempelajari apa yang kita renungkan. Seperti halnya makanan jasmani, makanan rohani juga perlu kita kunyah! Bagi kita yang sudah lama menjadi orang Kristen, kita mempunyai kecenderungan untuk membaca secara cepat bagian Alkitab yang telah sering kita baca. Namun, dengan cara demikian, kita kehilangan apa yang dimaksudkan Allah bagi kita. Satu tanda pasti hal ini terjadi adalah ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang baru dari bagian yang kita renungkan.
Daud punya kerinduan yang benar ketika ia menuliskan Mazmur 119:15, “Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.” Itulah cara tepat memperlakukan firman Allah, yakni dengan menyediakan waktu untuk merenungkannya.
Janganlah kita merenungkan Alkitab seolah-olah kita menikmati makanan prasmanan ekspres. Hanya dengan merenungkan firman Allah, kita akan mendapatkan apa yang paling berharga untuk kesejahteraan rohani kita. —CPH
Ambil waktu dalam keheningan,
Meresapkan firman dalam hati kita,
Firman ini mengerjakan suatu perubahan
Agar dari dosa kita bisa terlepas. —Sper
Sumber: Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar