Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Pengkhotbah 3:12-13
Ada dua orang sahabat: Adi dan ali yang menemukan lembah yang terdiri dari permen. Adi sangat kegirangan melihat banyak permen yang bisa diambil. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat langkahnya supaya mengambil semua permen yang bisa dilihatnya. Tanpa terasa adi sampai di unjung jalan lembah permen/
Di unjung jalan, Adi bertemu seseorang penduduk sekitar yang bertanya kepada Adi, "Bagaimana perjalanan kamu dilembah permen? Apakah permen-permennya lezat?" Adi terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. ia merasa sangat lelah karena telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen. Padahal permen itu hanya bisa dinikmati ketika berada di lembah permen. Adi hanya bisa mengumpulkan Permen tetapi tidak bisa menikmati permennya.
Tak berapa lama, Ali sampai ujung jalan permen. "Hai, Adi! kamu berjalan cepat sekali. saya tadi ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya enak sekali. Sayang kamu berjalan terlalu cepat. Selain menikmati permen yang semuanya lezat, pemandangan lembah ini juga sangat indah sekali!" Ali bercerita kepada Adi.
Mendengar cerita Ali, Adi menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen yang sangat indah. ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu sehingga tidak punya waktu untuk menikmatinya. Di akhir perjalannanya dilembah permen, Adi menyadari, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia."
Hal yang sama juga terjadi di dalam hidup kita. Ketika kita hidup hanya untuk mengumpulkan uang/barang, kita akan kehilangan waktu untuk menikmati apa yang sudah kita kumpulkan.
kehidupan yang hanya berpusat di masa depan membuat kita tidak bisa menikmati kehidupan saat ini. Padahal, kita bukan hidup di masa datang, tetapi hidup sekarang. Kita harus belajar untuk menikmati hidup kita saat ini. Jangan sampai harapan untuk menikmati hidup yang lebih baik di masa depan akan membuat kita tidak bisa menikmati keindahan proses yang harus kita jalani.
Sumber : Renungan King's Sword
Tidak ada komentar:
Posting Komentar