Minggu, 26 September 2010

Memberi Tumpangan

Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut- sungut. —1 Petrus 4:9


Di dalam Perjanjian Baru, kehidupan Kristen ditandai dengan memberi tumpangan. Ini termasuk ciri khas para pemimpin gereja (1 Tim. 3:2; Tit. 1:8) dan diperintahkan bagi setiap pengikut Yesus sebagai tanda ungkapan kasih (Rm. 12:13; 1 Ptr. 4:9). Namun, pengertiannya jauh lebih dalam daripada sekadar menjadi tuan rumah yang ramah atau menyediakan rumah kita bagi para tamu.

Bahasa Yunani untuk kata “memberi tumpangan” sebenarnya memiliki arti “mengasihi orang asing.” Ketika Paulus berbicara tentang “memberi tumpangan” (Rm. 12:13), ia memanggil kita untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang membutuhkan. Ini bukanlah tugas yang mudah.

Penulis Henri Nouwen menyamakan hal itu dengan menjangkau orang-orang yang kita temui di sepanjang perjalanan hidup kita —mereka yang mungkin terpisah dari budayanya, negaranya, kawannya, keluarganya, bahkan dari Allah. Nouwen menulis: “Oleh karena itu, memberi tumpangan terutama berarti menyediakan suatu ruang yang terbuka bebas di mana seorang asing dapat memasukinya dan menjadi seorang kawan, bukan musuh. Memberi tumpangan bukanlah untuk mengubah orang itu, tetapi memberi mereka ruang di mana perubahan dapat terjadi.”

Baik kita tinggal di rumah, asrama kampus, sel penjara, maupun barak tentara, kita dapat menyambut orang lain sebagai suatu cara untuk menunjukkan kasih kita kepada mereka dan kepada Kristus. Memberi tumpangan berarti menyediakan ruang bagi orang-orang yang sungguh membutuhkannya. —DCM

Menjangkau mereka yang membutuhkan,
Menunjukkan pada mereka kasih dan perhatian kita,
Adalah satu cara dimana Allah dapat memakai kita
‘Tuk beri pengharapan bagi mereka yang putus asa. —Sper
Memberi tumpangan dapat mengisi kekosongan hati yang kesepian.

Sumber : Santapan Rohani

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive