Kamis, 22 April 2010

Merindukan Musim Semi


Untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. —Pengkhotbah 3:12



Musim dingin sudah berlangsung lama dan cuacanya sangat dingin. Saya begitu mendambakan cuaca yang hangat. Saya bosan melihat pohon-pohon gundul dan rontokan dedaunan yang berwarna cokelat menutupi tanah. Saya rindu menyaksikan bunga-bunga liar menyeruak dari dedaunan mati dan melihat hutan-hutan menghijau lagi.

Namun, bahkan ketika bersiap-siap menyambut musim favorit saya, saya mendengar ibu berkata, “Jangan biarkan hidupmu berlalu begitu saja.” Jika Anda seperti saya, kadang-kadang Anda mendengar diri Anda sendiri berkata, “Ketika ini dan itu terjadi, aku akan . . . atau,

Jika hanya si A atau si B yang akan mengerjakan hal ini, aku akan mengerjakan hal itu . . . atau, Aku akan senang, jika . . . atau, Aku akan puas ketika . . .”

Ketika merindukan masa depan yang bagus, kita melupakan bahwa setiap hari—apa pun cuacanya atau bagaimana pun keadaan kita—merupakan anugerah dari Allah yang perlu dimanfaatkan bagi kemuliaan-Nya.

Menurut penulis Ron Ash, “Kita berada di tempat di mana kita seharusnya berada dan mempelajari apa yang seharusnya kita perlu pelajari. Bertahanlah sampai akhir karena segala sesuatu yang kita alami hari ini akan menuntun kita ke tempat Dia memerlukan kita keesokan hari.”

Di setiap musim, ada alasan untuk bersukacita dan suatu kesempatan untuk berbuat baik (Pkh. 3:12). Tantangan yang kita hadapi setiap hari adalah menemukan sesuatu yang membuat kita bersukacita dan sejumlah hal yang baik untuk dilakukan—lalu melakukan kedua hal tersebut. —JAL

Seperti musim dingin berganti menjadi musim semi,

Hidup kita juga mengalami perubahan musim;

Jadi, ketika ramalan yang suram datang,

Ingatlah—Allah punya rencana-rencana untuk kita. —Sper

Setiap musim memiliki alasan yang membuat kita bersukacita.

Sumber : Santapan Rohani

Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive