Senin, 19 April 2010

Contoh Buruk


Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya, tetapi tidak melakukannya. —Matius 23:3


Seorang wanita di negara bagian Oregon ditahan karena mengendarai mobil dengan kecepatan 166 kilometer per jam bersama cucu laki-lakinya yang berumur 10 tahun. Ketika dihentikan polisi, ia berkata bahwa ia sedang berusaha mengajari cucunya supaya tidak pernah mengendarai mobil secepat itu. Saya menduga bahwa wanita ini menginginkan cucunya supaya menuruti perkataannya, dan bukan mengikuti perbuatannya.

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tampaknya mempunyai masalah yang serupa. Yesus melontarkan pernyataan yang keras kepada mereka: Mereka mengalami kebobrokan rohani. Yesus menganggap bahwa dua kelompok ini yang bertanggung jawab atas kondisi rohani yang menyedihkan ini. Sebagai penerus dari Musa dalam memberikan hukum, mereka bertanggung jawab dalam menjelaskan hukum sehingga bangsanya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah dan memiliki hubungan yang erat bersama Tuhan (Ul. 10:12-13). Namun, penafsiran pribadi dan penerapan hukum mereka menjadi lebih penting daripada hukum Allah. Mereka tidak menjalankan apa yang mereka ajarkan. Apa yang telah mereka teliti dengan cermat tidak memberikan kemuliaan bagi Allah, tetapi untuk memuliakan diri mereka sendiri. Yesus mengungkapkan siapa diri mereka—ahli peniru, orang yang suka berpura-pura, dan orang yang munafik.

Ujian keefektifan untuk mengikut Yesus tidak hanya melalui apa yang kita katakan, tetapi bagaimana kita menjalani hidup. Apakah kita memberitakan firman Allah kepada orang lain dan melakukan firman? Marilah kita menjadi teladan di dalam perkataan dan tindakan kita. Itulah arti dari mengikuti-Nya. —MLW

Orang Kristen, ingatlah

Anda membawa nama-Nya

Hidup Anda akan diperhatikan banyak orang;

Anda adalah teladan hidup—orang memuji atau menyalahkan Anda,

Dan menilai sang Juruselamat melalui Anda. —NN.

Teladan yang baik lebih berkuasa daripada khotbah yang bersemangat.

Sumber: Santapan Rohani


Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive