Selasa, 12 Januari 2010

SEMERAH KIRMIZI

Baca: Mazmur 32:1-5


Banyak produk kosmetik menawarkan solusi bagi mereka yang ingin membuat kulit wajah lebih putih, lebih cerah. Lalu, ada juga banyak merek pasta gigi yang mengandung whitening untuk memutihkan gigi, agar lebih bersinar. Memutihkan warna yang sudah kusam atau pekat tentu tak mudah. Namun, lebih dari semua iklan pemutih, Tuhan menawarkan kepada kita sesuatu yang dapat memutihkan dosa: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju (Yesaya 1:18). Warna semerah kirmizi (scarlet, merah tua seperti ungu) tentu tidak mungkin diubah menjadi putih. Namun, oleh pengampunan-Nya, dosa semerah kirmizi bisa menjadi seputih salju.

Dosa semerah kirmizi, menyiratkan betapa pekatnya sebuah dosa, atau begitu lamanya satu dosa mengendap dalam diri kita. Siapa yang tahan menyimpannya? Daud tak tahan berkubang dalam dosa. Ia merasa dosa membuat tulang-tulangnya menjadi lesu (Mazmur 32:3). Ia merasa siang dan malam tangan Tuhan menekannya begitu berat (ayat 4). Daud tak ingin dosa menjauhkannya dari Tuhan. Ia tak mau menyembunyikan kesa-lahannya. Ia harus memberitahukan dosanya kepada Tuhan, Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku (ayat 5). Daud mengakui dosanya, memohon pengampunan, dan Tuhan mengampuninya. Dosa semerah kirmizi, menyiratkan betapa pekatnya sebuah dosa, atau begitu lamanya satu dosa mengendap dalam diri kita. Siapa yang tahan menyimpannya? Daud tak tahan berkubang dalam dosa. Ia merasa dosa membuat tulang-tulangnya menjadi lesu (Mazmur 32:3). Ia merasa siang dan malam tangan Tuhan menekannya begitu berat (ayat 4). Daud tak ingin dosa menjauhkannya dari Tuhan. Ia tak mau menyembunyikan kesa-lahannya. Ia harus memberitahukan dosanya kepada Tuhan, Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku (ayat 5). Daud mengakui dosanya, memohon pengampunan, dan Tuhan mengampuninya.

Jika dosa kita sepekat kirmizi, masih sanggupkah kita bersembunyi di hadapan Tuhan? Tidakkah hidup ini akan lebih ringan jika kita tidak menyembunyikan kesalahan dan dosa kita, terhadap siapa pun, terlebih kepada Tuhan? Akuilah dosa itu. Dan, seperti Tuhan mengampuni Daud, Dia pasti mengampuni kita

HIDUP AKAN LEBIH TENTERAM DAN NYAMAN BILA KITA TAK MENYEMBUNYIKAN KESALAHAN

Penulis: Agus Santosa\renunganharian.net


Tidak ada komentar:

Chat


Pengikut

Blog Archive