Roma 10:17, Mazmur 119:89-100
Suatu ketika pahlawan iman dari Tiongkok. Watcham Nee menderita batuk yang parah. Dokter mengatakan ia Terkena TBC dan berita ini membuat Watcham Nee dikuasai depresim yang cukup parah. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan lebih lanjut, dokter berkata, “ Anda sudah tidak punya harapan lagi.” Anehnya, setelah vonis itu Watcham Nee menjadi tenang dan berdoa, “ Tuhan, jika aku harus nmati terlalu cepat, biarlah itu terjadi saat aku sedang menulis semua hal luar biasa yang telah Roh Kudus ajarkan padaku melalui firman.” Keadaan krisis inilah yang mendorong Watcham Nee untuk menulis buku “ The Spiritual Man”.
Melihat keadaan Watcham Nee yang belum menunjukan kemajuan, sahabatnya Faitful Luke, memindahkan ke perawatan Margaret Barber di White Teeth Rock. Di Sana Watcham Nee Berulangkali mengalami demam tinggi dan tak sadarkan diri diatas catatannya. Terkadang dia menjadi linglung hnga beberapa hari, bahkan tidak bisa mengingat apa pun. Suatu kali Watcham Nee tak sadarkan diri untuk waktu yang lama hingga teman-temannya memberitahu ke gereja-gereja bahwa dia sudah meninggal. Saat Watcham Nee tersadar, tubuhnya sangat lemah dan kulitnya terasa sangat panas saat disentuh, namun rohnya lebih membara untuk meneruskan menulisanya.
Sobat Renungan, Saat Watcham Nee semakin para, rekan-rekan sepelayanan berdoa puasa selama tiga hari bagi kesembuannya. Sambil berbaring di atas ranjang dan berusaha bernafas, dia mengucapkan tiga ayat yang muncul di benaknya, Yaitu : 2 korintus 1 : 24, 2 Korintus 5:7, dan Markus 9 : 23. Firman Tuhan membangkitkan imannya dan sangat percaya Tuhan telah menyembuhkannya. Sementara teman-temannya tetap berdoa di ruangan bawah, ujian terhadap kebenaran Firman itu dimulai. Watcham Nee bangkit, berdiri dan mengenakan pakaian yang sudah tidak dipakainya selama 176 hari. Kemudian dia berjalan ke ruangan tempat rekan-rekannya berdoa. “ Tidak ada yang mustahil,” bisik hatinya sambil menuruni anak tangga demi anak tangga. Di setiap langkah dia Berseru” Berjalanlah dengan iman, berjalanlah dengan iman!” Melihat Mujizat itu teman-temannya bersorai-sorai dan memuji Tuhan. Beberapa hari kemudian setelah berjalan selama tiga jam, Watcham Nee menyampaikan firman Tuhan dengan kuasa yang besar di sebuah ibadah Minggu.
Sahabat Renungan ketika firman Tuhan diperkatakan dengan iman, maka firman Tuhan akan hidup dan memberi kita kekuatan yang baru untuk menjalani hidup, meskipun kita sedang berbeban hidup. Firman Tuhan yang dikumandangkan membuat yakin bahwa Tuhan ada dipihak kita sahabat Renungan, dan tetap mengasihi kita, dan campur tangan untuk menyelesaikan persoalan yang kita hadapi. Karena itu biarlah setiap hari kita mengisi jiwa kita dengan membaca dan merenungkan firman, karena Iman tumbuh oleh pendengaran akan Firman Tuhan.
Marilah Sahabat Renungan semuanya untuk selalu bekata dengan iman. Jangan mudah menyerah akan hal apa saja yang datang dalam kehidupan Sobat.
Iman yang pudar akan segera bersinar tatkala di beri firman Tuhan yang Hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar