Bacaan hari ini: Amsal 27:17-19
Pernahkah Anda melihat seseorang menajamkan sebilah pisau dengan cara menggosoknya dengan lempengan besi? Besi menajamkan besi. Proses penajaman itu mungkin terasa tidak enak. Timbul panas dari gesekan yang terus-menerus serta memerlukan energi. Namun, lihatlah hasilnya: pisau yang diasah menjadi semakin tajam dan dapat digunakan secara maksimal.
Gambaran ini dipakai dalam firman Tuhan untuk mengingatkan bahwa bukan hanya besi yang dapat menajamkan besi, melainkan manusia juga “menajamkan” sesamanya! Tuhan membentuk karakter seseorang tidak secara otomatis, tetapi melalui proses “penajaman” dengan melibatkan orang-orang di sekitarnya. Dalam sebuah komunitas, mungkin kita menghadapi berbagai perbedaan, kritik, atau perlakuan yang kurang menyenangkan. Namun, sadarkah kita bahwa melalui semua itu kita sedang dibentuk menjadi seorang yang tabah, tangguh, dan berprinsip?
Ada kalanya kita berdoa agar Tuhan memberi kesabaran, tetapi Dia mengizinkan seseorang menguji kesabaran kita. Ada kalanya kita berdoa agar Tuhan memberi kekuatan, tetapi Dia mengizinkan kita berhadapan dengan mereka yang mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan semangat. Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini? Jika ya, janganlah mengeluh dan menjadi seorang yang tidak tahan uji. Jalanilah dengan kesadaran bahwa Tuhan dapat memakai setiap orang yang kita jumpai untuk ikut “menajamkan” sisi-sisi kehidupan kita agar lebih berkualitas dan berguna. Laluilah proses penajaman dengan tegar, walau mungkin tidak mudah. Karena kita tahu bahwa dengan cara itu, kualitas hidup kita sedang dimurnikan.
Apa yang tidak kita sukai dari sesama, dapat dipakai Tuhan untuk menajamkan karakter kita
Penulis: Helen Aramada Setyoputri (www.renunganharian.net)
1 komentar:
untuk apa memiliki sabar jika kita tidak membutuhkannya? namun ketika kita membutuhkannya, kita membutuhkannya untuk melihat diri kita dan orang lain yang mengusik kesabaran kita, sehingga kita dapat mengerti - seberapa dekat kita dengan Sang Pemberi Kesabaran
Posting Komentar