Rabu, 16 Desember 2009

BAPA YANG RINDU

Baca: Kejadian 28:10-22


Menimang dan bercanda dengan anak-anak adalah sukacita yang tak tergantikan. Namun, betapa sulitnya menemukan momen itu lagi saat anak-anak sudah bisa berjalan dan berlari. Jika mereka merasa nyaman dengan situasi sekitar, mereka akan berlari riang ke sana kemari. Dan, jangan harap bisa menggendong mereka di saat-saat seperti itu! Mereka akan berusaha membelot dan melepaskan diri sekuat tenaga dari pelukan kita. Suatu malam, ketika anak-anak saya sedang bermain, tiba-tiba listrik padam. Seluruh rumah gelap gulita. Suasana hening mencekam. Papa! Papa di mana? teriak anak-anak saya ketakutan. Tenang, Papa di sini, kata saya sambil segera memeluk dan menggendong mereka. Pelukan tangan yang mungil dan degupan jantung mereka terasa jelas. Kedekatan dan keintiman seperti inilah yang saya dambakan.

Kisah pelarian Yakub dari Barsyeba ke Padan Aram menggambarkan kontras yang menarik. Pintu rumah ayahnya tertutup karena dendam dan amarah Esau yang berniat membunuhnya (Kejadian 27:42). Namun, pintu gerbang surga (28:17) terbuka untuk Yakub. Perhatikan sapaan lembut penuh kasih Allah Abraham, neneknya, dan Allah Ishak, ayahnya (ayat 13), serta janji berkat dan penyertaan yang luar biasa bagi Yakub, si penipu (ayat 13-15).

Dunia dengan segala keasyikannya sering membuat kita terlena dan lupa kepada Sang Pemberi Berkat. Ketika listrik padam, baru kita menyadari kehadiran Bapa yang merindukan kita. Yakub memberikan respons positif terhadap pernyataan Allah yang dahsyat (ayat 17). Ia mendirikan tugu (ayat 18), akan mendirikan rumah Allah serta memberi perpuluhan (ayat 22). Bagaimana dengan kita?

DEKAT DENGAN HATI ANAK-NYAITULAH KERINDUAN BAPA MARI SAMBUT HANGAT DENGAN KASIH YANG MENYALA

Penulis: Winfrid Prayogi (renunganharian(dot)com)

1 komentar:

ester mengatakan...

hati bapa bagai kediaman yang tiada malam, yang pintunya selalu terbuka dan dengan tangan yang menyambut, bapa berdiri dengan sabar, yang kegembiraannya menghapus keraguan hati anaknya, yang percaya bahwa dia tidak akan kehilangan apa yang telah diberikan Tuhan dan sanggup melihat berkat dalam segala yang dilakukan anaknya.hati bapa yang sempurna adalah yang tidak retak karena anaknya.

Chat


Pengikut

Blog Archive